Terdepan dalam Mode: Bagaimana Louis Vuitton Memposisikan Diri sebagai Simbol Status Ikonik
(sumber gambar https://cdns.klimg.com/newshub.id/news/2015/11/03/25698/harga-selangit-logo-louis-vuitton-banyak-dipalsukan-151103s.jpg) |
Hi Fashionista! balik lagi sama saya di "THE STARNEWS". Apa kabar? semoga pada baik-baik saja ya. Kemarin-kemarin kita udah bahas seputar perusahaan Dior nih. Sekarang kita berpindah hati dulu sebentar ke perusahaan yang tak lain dan tak bukan, Louis Vuitton. Louis Vuitton atau yang disingkat LV ini adalah salah satu brand fashion mewah yang sangat mendunia dan didirikan pada tahun 1854. Produk louis vuitton dikenal dengan ciri khasnya yang dipenuhi oleh logo LV itu sendiri, mulai dari tas, sepatu, koper, aksesoris, dan lainnya.
Sebuah perusahaan tentunya harus menyusun strategi untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya namun tetap menggunakan modal yang sekecil-kecilnya. Tentunya hal tersebut sangat sulit dilakukan apabila perusahaan tidak menyusun segala hal secara baik. Hal yang harus disusun secara baik salah satunya adalah "STP" merupakan singkatan dari segmentation, targeting, dan positioning. STP harus disusun untuk dapat mengetahui sasaran dari tujuan yang ingin dicapai. STP dari perusahaan Louis Vuitton dapat menjadi contoh untuk mempelajari STP. Berikut ulasannya:
1. Segmentation (Segmentasi):
Bagian segmentasi terdiri dari demografis, geografis, psikografis, dan perilaku pembelian. Louis Vuitton melakukan segmentasi pasar berdasarkan berbagai karakteristik, yakni:
a. Demografis
Mereka mungkin mengidentifikasi segmen berdasarkan usia, jenis kelamin, pendapatan, dan status sosial ekonomi. Misalnya, mereka dapat menargetkan pelanggan dengan pendapatan tinggi yang mencari produk mewah.
b. Geografis
Louis Vuitton memiliki kehadiran di tingkat global, tetapi mereka mungkin melakukan segmentasi lebih lanjut berdasarkan lokasi geografis tertentu di mana mereka memiliki toko atau pelanggan yang lebih tertarik pada merek mereka.
c. Psikografis
Mereka juga mempertimbangkan minat, gaya hidup, dan nilai-nilai pelanggan. Mereka mungkin memiliki segmen untuk pelanggan yang sangat peduli tentang mode, eksklusivitas, dan status.
d. Perilaku Pembelian
Louis Vuitton dapat mengelompokkan pelanggan berdasarkan perilaku pembelian, seperti apakah mereka pembeli setia yang sering membeli produk mereka atau pelanggan yang hanya sesekali membeli.
2. Targeting (Pemilihan Sasaran):
Setelah melakukan segmentasi, Louis Vuitton tentunya akan memilih segmen-segmen tertentu yang bisa menjadi fokus utama mereka. Contoh pemilihan sasaran Louis Vuitton yaitu:
a. Menargetkan pelanggan dengan pendapatan tinggi di berbagai pasar global.
b. Menargetkan pasar mewah dan pariwisata dengan toko-toko eksklusif di tempat-tempat seperti Paris, Milan, dan Tokyo.
c. Menargetkan penggemar mode yang mencari produk berkualitas tinggi dengan desain ikonik dan merek yang terkenal.
3. Positioning (Pengaturan Posisi):
Louis Vuitton menciptakan citra sebagai merek mewah dengan kualitas produk yang sangat tinggi. Mereka dikenal karena tas dan aksesoris ikonik mereka, serta pakaian dan sepatu mewah. Citra Louis Vuitton adalah tentang eksklusivitas, keanggunan, dan keindahan. Mereka menekankan desain yang inovatif dan merek yang terkenal di seluruh dunia. Citra ini menjadikan mereka salah satu merek paling bergengsi di dunia dalam industri mode dan barang-barang mewah.
Itu dia STP dari luxury brand ternama yang satu ini, tentunya bisa kita pelajari bagaimana cara sebuah brand besar ini menempuh citranya seperti sekarang. Berikutnya kita bahas brand apalagi ya? penasaran? So stay tune and always love fashion, Ciao!
(sumber gambar https://id.louisvuitton.com/) |
Referensi Blog:
https://id.wikipedia.org/wiki/Louis_Vuitton_(perusahaan)
https://www.edrawmind.com/article/louis-vuitton-segmentation-targeting-and-positioning.html
Comments
Post a Comment