Kupas Tuntas Strategi Pemasaran DIOR yang Efektif: Mengapa Merek Ini Terus Mencuri Perhatian

 



(sumber gambar https://www.dior.com)

    Bagi fashionista, nama "Dior" sudah tidak asing lagi. Jangankan fashionista, sobat-sobat kita yang tidak minat ke fashion sekalipun pasti kenal dengan merek tersebut. Trend fashion seiring berjalannya waktu akan selalu berganti-ganti. Seringkali perusahaan fashion tidak berhasil bertahan lama bahkan sampai memproduksi kosmetik juga. Hebatnya, Dior selalu menjadi yang pertama muncul diotak orang-orang ketika membahas mengenai barang mewah. Dibalik kesuksesannya, penasaran gak sih kenapa merek ini bisa sekeren itu? Simak berikut ini, ya!

    Salah satu produsen luxury brand terbesar ini dibangun pada tahun 1946 oleh Christian Dior. Namun, pada tahun 1947 Dior baru merayakan tahun pembukaannya. Setelah Dior memutuskan untuk memulai mereknya sendiri, Marcel Boussac mendukung secara finansial. Produsen produk berbahan kulit, aksesoris baju, parfum, kosmetik dan banyak yang lainnya ini, kini dipegang oleh Bernard Arnault yang memimpin LVMH, loh! Sebelum menjual, tentunya Dior telah menganalisis dan menentukan target dan segmentasi pasarnya. Oleh karena itu, merek ini bisa selalu menjadi pusat perhatian media. Dior, pastinya sudah menganalisis SWOT (strength, weakness, opportunity, threat) yang harus mereka evaluasikan. Maka dari itu, inilah analisis SWOT Dior:


1. Strength (Kekuatan)

    Branding yang kuat menjadikan Dior yang hari ini. Ekuitas dan citra merek yang mereka bangun dibantu oleh sosial media dan asosiasi mereka dengan duta merek dunia seperti Johnny Depp, Jisoo Kim, hingga Rihanna. Juga, merek tersebut juga memberikan koleksi tas mereka kepada Princess Diana sebagai hadiah yang dapat menjadi promosi secara tidak langsung.


2. Weakness (Kelemahan)

    Bisnis fashion sangat bergantung pada permintaan pasar yang tidak stabil atau bisa dibilang musiman. Oleh karena itu, tingkat permintaan konsumen sangat dipengaruhi oleh keadaan yang tidak bisa diprediksi dan bisa berubah setiap saat. Akibatnya, perusahaan kewalahan menghadapi jumlah produk dan mengalami kerugian.


3. Opportunity (Keuntungan)

    Dengan membangun perusahaan seperti ini, Dior dapat menjadi trendsetter hingga mengubah gaya hidup masyarakat. Selera, preferensi, serta pola pikir konsumen dapat dipengaruhi oleh citra Dior sendiri. Selain itu, perusahaan induk Dior ada di 35 negara. Dengan memasuki dan mengikuti pasar baru akan membantu perusahaan untuk menjadi yang teratas.


4. Threat (Ancaman)

    Karena perusahaan beroperasi dalam bidang barang-barang mewah, muncul banyaknya peniru produk atau penjual produk palsu dengan nama Dior. Tak bisa dipungkiri harganya sangat murah, namun pasti kualitasnya berbeda jauh. hal tersebut bisa mengancam nilai jual merek serta keuangan perusahaan.

    Dengan ini, kita semua jadi tau ya fashionista, sesusah apa Dior membangun perusahaannya hingga kini bisa menjadi luxury brand yang mendunia. Dalam menjaga keunggulan, Dior perlu selalu riset dan mengembangkan produk sesuai dengan permintaan pasar, memperluas jaringan distribusi, serta memanfaatkan segala peluang yang ada agar dapat bertahan di industri ini. Dior juga perlu sangat berhati-hati terhadap produknya karena persaingan di bidang fashion dan kecantikan semakin ketat setiap harinya. Sejauh ini, Dior selalu meluncurkan produk yang sesuai serta berkembang dalam kualitas maupun desain produk-produknya. Merek ini dapat mempertahankan posisinya sampai disegani seperti ini sangat fantastis ya fashionista!!

Nah kalau begitu fashionista, selanjutnya bakal ada lebih banyak pembahasan strategi pemasaran merek lainnya. So stay tune and always love fashion, Ciao!

(sumber gambar: https://www.dior.com)



Referensi Blog:

https://www.scribd.com/document/447723823/Dior-docx

https://id.wikipedia.org/wiki/Dior

Comments